Kedua pemuda yang penuh semangat itu adalah Nathim Cairncross (28) dan Imtiyaz Ahmad Haron (25). Ketika tiba di perbatasan Saudi, keduanya mengaku sangat senang
karena akan mewujudkan mimpinya untuk berhaji.
"Kami mengayuh dari Cape Town sampai ke Kerajaan (Arab Saudi) merupakan pengalaman yang melelahkan. Kami ingin pergi dengan cara begini sehingga kita siap menghadapi kerasnya pengalaman dalam menjalankan ibadah haji," ucap Cairncross yang bekerja sebagai perencana kota kepada Arab News melalui telepon. Demikian dikutip dari Arab News (27/10/2010).
Keduanya memulai perjalanan dengan sepedanya pada 7 Februari alias 8 bulan lalu. Mereka mengayuh melalui Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah dan Yordania sebelum mencapai perbatasan Saudi.
"Ini adalah haji pertama kami. Kami bisa datang untuk haji dengan pesawat, tapi kami ingin melakukan perjalanan dengan jalan berbeda, jadi kami memilih untuk menggunakan sepeda kami. Apalagi bersepeda adalah sesuatu yang paling kami suka," lanjut Cairncross.
Mereka berdua telah mengayuh 80 km hingga 100 km per hari dan beristirahat di tenda-tenda atau masjid setelah malam. Begitu fajar menjelang, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.
Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan orang-orang yang sangat baik dan sopan. Di setiap tempat yang dilewati, orang-orang memberi sambutan hangat. Bahkan saat tahu kedua pemuda itu akan berhaji, orang-orang semakin senang.
"Makanan tidak pernah menjadi masalah karena orang-orang menawari kami makanan. Tentu saja, membosankan mengayuh sepanjang perjalanan, terutama saat melewati daerah pegunungan," tambah dia.
Bahasa adalah masalah besar bagi mereka berdua. Karena itu ketika mulai memasuki negara-negara Arab, mereka memutuskan untuk sedikit belajar bahasa Arab, terutama saat perjalanan melalui Suriah dan Yordania.
"Ketika kami tiba di perbatasan Saudi, para petugas keamanan sangat ramah saat menyapa dan menyambut kami. Mereka juga senang saat tahu kami telah melakukan perjalanan sulit untuk memenuhi impian berhaji," tutur Cairncross.
"Kami datang dengan anggaran yang sangat kecil, dan kami temukan orang-orang yang menawarkan uang lokal kepada kami dan memenuhi kebutuhan kami," katannya.
Meski demikian, keduanya tidak mengalami masalah serius selama perjalanan melewati sembilan negara dalam waktu berbulan-bulan. "Yang kami lakukan adalah mengganti ban dan tabung, dan mengepaskan pedal rantai dari waktu ke waktu," ucapnya.
Ketika ditanya mengapa mereka memilih untuk naik sepeda, Cairncross berkata, "Ini memberi kita banyak kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang yang berbeda di negara yang berbeda juga."
Cairncross dan Haron adalah mahasiswa hukum Islam dan mempelajari Syariah. "Saya bergabung dengan satu universitas lalu menyelesaikan kursus perencanaan kota dan sekarang saya bekerja di bidang konstruksi," jelas Cairncross.
Keduanya belum menikah dan sangat hobi olahraga. Cairncross menyukai selancar angin di sepanjang pantai dan laut, sedangkan Haron, gemar kickboxing dan mendaki gunung. Setelah berhaji, keduanya akan kembali ke rumah melalui Afrika Barat. ======================================================================== ==============BERIKAN APRESIASI ANDA DENGAN MENGKLIK "SUKA"============== ========================================================================
Komentar :
Posting Komentar