Sabtu, 23 Oktober 2010

SADISS.. TRAGEDI makan MALAM BERDARAH

Mayat korban saat berada di tempat kejadian perkara
Satu orang dipenggal hingga kepalanya terpisah. Dua korban lainnya diserang membabibuta hingga tewas. Acara makan malampun batal lantaran tetangga sadis.

BELITANG HULU. Sungguh tragis peristiwa yang menimpa Inkau, 65 dan kedua anaknya, Petrus dan Luneng. Ketiganya dibunuh sekaligus menggunakan parang panjang, Kamis (6/5) lalu sekitar pukul 18.45 di Dusun Ngelai Desa Tabuk Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau.

Pelaku pembunuhan itu tetangganya sendiri yakni Ribenson, 28. Kejadiannya berlangsung cepat lantaran pelaku sama sekali tak dicurigai penghuni rumah. Ribenson datang pertama kali ke rumah Inkau sekitar pukul 18.30 ketika ketiga korbannya hendak makan malam bersama.

Inkau ketika itu telah duduk bersama anak lelakinya Petrus, 21, Luneng,18, menghadap hidangan makanan yang telah disajikan di dapur rumah korban. Tiba-tiba Ribenson datang bertemu dan langsung menuju ke dapur. Kakek empat cucu itu pun mempersilakan pelaku untuk duduk bersama.

Anehnya, Ribenson sama sekali tak berbicara sepatah kata pun. Pemuda yang tinggal persis di depan rumah korban itu langsung mengambil parang yang tergeletak di dapur kediaman Inkau. Secepat kilat parang tersebut ditebaskan ke leher Inkau. Leher sang kakek pun putus seketika dan terjatuh persis di dekat hidangan makan malam yang hendak disantap kedua anaknya.

Dengan kondisi berdiri tegak sambil memegang parang yang berdarah di tangan kanannya, Ribenson melirik ke arah Petrus dan Luneng. Kali ini hantaman parang diarahkan ke Petrus disusul ke arah Luneng. Keduanya tak sempat menghindar. Tubuh korban pun menggelepar. Sadisnya, pelaku tak henti membacokkan parang tajam itu beberapa kali ke bagian tubuh dua remaja itu hingga tewas di tempat.

Mendengar suara keributan di dapur, anak Inkau bernama Loren, 30 beserta suaminya Badu, 38 dan dua anaknya keluar dari kamarnya. Mereka terkejut menyaksikan kepala bapaknya telah terpisah dari badan dan tergeletak di dapur. Sontak Loren pun berteriak histeris. Terlebih dua adiknya juga sudah tidak bernyawa. Loren dan suaminya serta dua orang anaknya masih sempat melihat Ribenson yang menenteng parang berlumuran darah.

Pasangan suami-istri tersebut lari tunggang langgang keluar sambil menggendong anaknya melalui pintu depan. Mereka menghindari pelaku sambil berteriak minta tolong. Mendengar teriakan itu, Ribenson pun melarikan diri dan membawa kepala Inkau melalui pintu belakang rumah.

Suara minta tolong Loren menghebohkan warga kampung yang keluar dari rumahnya masing-masing menuju asal suara teriakan Loren. Setelah mendengar cerita Loren, salah seorang warga, Anton melaporkan kejadian itu ke Polsek Belitang Hulu.

“Ketika mendengar suara teriakan minta tolong, saya terkejut. Setelah saya keluar rumah, ternyata yang minta tolong itu si Loren. Dengan linangan air mata Loren menceritakan kejadian yang menimpa ayahnya dan kedua adiknya itu. Kami langsung menghubungi polisi,” kata Anton.

Mendapatkan laporan warga, jajaran Polsek Belitang Hulu turun ke lokasi kejadian. Lokasi yang jauh dan terbatasnya sarana transportasi sedikit menghambat kedatangan petugas itu. Polisi baru sampai ke rumah korban sekitar pukul 21.35 atau lima jam setelah kejadian.

Rumah korban berukuran 5x7 sudah dipenuhi warga ketika polisi datang dan Ribenson sudah diamankan warga. Petugas kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah itu menggelandang pembunuh sadis itu ke Mapolsek Belitang Hulu untuk diamankan.

“Warga yang mengetahui Ribenson menjadi pelaku pembunuhan langsung melakukan pengejaran. Bahkan warga juga membawa senjata tajam untuk menangkap pelaku. Akhirnya sekitar pukul 10 malam pelaku berhasil ditangkap tanpa perlawanan,” ujar Anton lagi.

Dikatakan Anton, kepala Inkau ditemukan warga sekitar 30 meter dari belakang rumahnya. Warga kemudian mencuci kepala Inkau sambil menunggu pihak medis dari Puskesmas Balai Sepuak datang untuk menjahit kembali kepala yang sudah terpisah dari tubuh itu. Sedangkan wajah Petrus dan Luneng sudah sulit dikenali karena beberapa luka bacokan yang menganga di wajahnya.

Kapolres Sekadau AKBP Drs Adeyana Supriyana melalui Kapolsek Belitang Hulu, AKP Moh Benyamin mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti modus pembunuhan sadis di wilayah kerjanya itu.

“Sementara ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan tersangka sudah dibawa ke Mapolres Sekadau untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Anggota kita saat ini masih berada di lapangan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,” tegas Benyamin.

Ribenson yang diamankan di sel Mapolsek hingga kemarin masih belum mau mengeluarkan suaranya. Ia hanya tersandar di bilik sel dengan sorot mata tajam dan memik dingin. Ketika ditanya wartawan Equator beberapa kali, Ribenson malah memilih bungkam. (gan- ngutip : equator)

http://www.komisikepolisianindonesia.com
======================================================================== ==============BERIKAN APRESIASI ANDA DENGAN MENGKLIK "SUKA"============== ========================================================================
ARTIKEL YANG TERKAIT:


========================================================================

Komentar :

ada 0 komentar ke “SADISS.. TRAGEDI makan MALAM BERDARAH”

Posting Komentar

Next Prev Home
 

Copyright © 2009-2013 TRICK ONLINE™ | Designed By Muh. Firhan Haeruddin

Follow @trick_online