Sebagai pegawai restoran, kedua monyet yang sudah terlatih itu cukup sigap dan cekatan melayani para konsumen. Yat-chan yang berusia 12 tahun memiliki spesialis menyediakan pesanan minuman dengan cepat dari meja ke meja. Sedang Fuku-chan yang berusia lebih muda, dengan cekatan menyediakan handuk panas untuk para pelanggan yang ingin membersihkan tangan mereka – dimana hal itu merupakan kebiasaan sebelum memesan minuman.
”Kami memanggil untuk memesan lagi dan dengan cepat dia (Yat-chan – red) membawakan kami beberapa bir. Mengagumkan monyet itu sepertinya bisa mengerti ucapan manusia,” puji Miho Takikkawa, juga seorang pelanggan. Bahkan pelanggan tetap disana, Shoichi Yano (58 tahun) mengganggap kedua monyet itu seperti anaknya.
”Sebenarnya, mereka lebih baik. Anakku gak pernah mau mendengarkanku tapi Yat-chan pasti mau.” Yat-chan dan Fuku-chan sebenarnya merupakan hewan peliharaan. Namun Yat-chan sering menyaksikan sang pemilik penginapan, Kaoru Otsuka (63 tahun) saat bekerja di restoran dan mulai meniru-niru Kaoru Otsuka.
”Semua bermula karena rasa penasaranku lalu aku memberinya handuk panas dan dia (Yat-chan -red) kemudian memberikannya kepada pelanggan,” cerita Kaoru. Baik Yat-chan dan Fuku-chan bekerja berdasarkan shift, sehari biasanya hingga 2 jam, yang tentu saja sudah dicantumkan dalam peraturan Hak Asasi Binatang.
Sebagai pemilik restoran dan juga monyet itu, Kaoru Otsuka memiliki harapan untuk bias memiliki pelayan seperti Yat-chan dan Fuku-chan. Bahkan dia kini sudah mempersiapkan generasi penerus Yat-chan dan Fuku-chan dengan melatih 3 ekor anak monyet sebagai waitres.
sumber :http://takunik.blogspot.com/2010/08/bila-monyet-jadi-pelayan-restoran.html
Komentar :
Posting Komentar