KABANJAHE-KELUARGA korban pembunuhan meminta polisi membongkar kuburan Ponelta Ginting, warga Desa Penampen, Kec. Barus Jahe, Tanahkaro. Sebab mereka menilai rekonstruksi yang dilakukan baru - baru ini, meninggalkan sejumlah fakta.
Permintaan itu dikemukakan Rulo Ginting (60), orangtua Ponel, kemarin (25/12). Menurutnya, saat reka ulang tersebut, tak ada adegan penikaman di perut kiri anaknya. Bukan hanya itu, Rulo juga tak melihat adanya tali bekas pengikat leher. Padahal, sesuai hasil pemeriksaan dokter didapati keterangan adanya bekas luka tusukan benda tajam, serta leher diikat tali.
Rulo kembali menceritakan penyebab kematian anaknya, yakni terkait persoalan anak kerbau. Sebelum berujung perkelahian maut, Ranto Sitepu –ditetapkan tersangka- meminta damai dan diamini keluarga Ponel. Tapi, penerimaan kata damai itu dituding hanya trik, sebab keesokan harinya peristiwa maut itu pun terjadi.
Permintaan pembongkaran kuburan Ponel, didukung anggota DPRD Karo Alar Karo Karo. Anggota dewan ini berharap pihak Polres Tanah Karo mengusut tuntas kematian Ponelta. Karena, katanya, melihat luka di tubuh korban, pelakunya lebih dari satu orang. Sementara, menanggapi tuntutan keluarga Ponel, Kasat Reskrim Polres Tanah Karo AKP Lukmin Siregar mengatakan kalau keluarga korban telah membuat surat pernyataan di atas kertas segel. Isinya, keberatan dilakukan otopsi. (nanang/amry).
Permintaan itu dikemukakan Rulo Ginting (60), orangtua Ponel, kemarin (25/12). Menurutnya, saat reka ulang tersebut, tak ada adegan penikaman di perut kiri anaknya. Bukan hanya itu, Rulo juga tak melihat adanya tali bekas pengikat leher. Padahal, sesuai hasil pemeriksaan dokter didapati keterangan adanya bekas luka tusukan benda tajam, serta leher diikat tali.
Rulo kembali menceritakan penyebab kematian anaknya, yakni terkait persoalan anak kerbau. Sebelum berujung perkelahian maut, Ranto Sitepu –ditetapkan tersangka- meminta damai dan diamini keluarga Ponel. Tapi, penerimaan kata damai itu dituding hanya trik, sebab keesokan harinya peristiwa maut itu pun terjadi.
Permintaan pembongkaran kuburan Ponel, didukung anggota DPRD Karo Alar Karo Karo. Anggota dewan ini berharap pihak Polres Tanah Karo mengusut tuntas kematian Ponelta. Karena, katanya, melihat luka di tubuh korban, pelakunya lebih dari satu orang. Sementara, menanggapi tuntutan keluarga Ponel, Kasat Reskrim Polres Tanah Karo AKP Lukmin Siregar mengatakan kalau keluarga korban telah membuat surat pernyataan di atas kertas segel. Isinya, keberatan dilakukan otopsi. (nanang/amry).
Komentar :
Posting Komentar