Francisco Madariaga Quintela, 33 tahun lalu ketika itu ia masih dalam kandungan ibunya. Silvia Monica Quintela yang sedang mengandung Fransisco diculik oleh pasukan keamanan Argentina dan menjadi seorang “desaparecida” (korban yang hilang pada masa kediktatoran militer Argentina).
Silvia Quintela dan suaminya, Abel Pedro Madariaga, adalah anggota dari Montoneros, sebuah kelompok kiri yang menjadi sasaran pasukan pembunuh pemerintah Argentina. Silvia, seorang dokter bedah berusia 28 tahun yang mengobati kaum miskin di pinggiran kota Buenos Aires, terakhir tampak sedang didorong masuk ke sebuah mobil Ford Falcon oleh perwira-perwira AD berpakaian sipil saat menuju kereta api pada 17 Januari 1977.
Waktu itu Silvia sedang hamil 4 bulan. Dia lenyap, menjadi satu dari ribuan desaparecidos. Adapun suami Sivia, Madariaga, lolos dan melarikan diri ke pengasingan untuk menghindari nasib serupa.
Kembali ke Argentina yang demokratis tahun 1983, Madariaga bergabung dengan Abuelas de Plaza de Mayo (Kaum Nenek Plaza de Mayo) sebagai anggota lelaki pertama dan menjadi sekretaris organisasi para nenek itu. Dia melobi pemerintah untuk menciptakan sebuah database DNA dan mengembangkan strategi untuk membujuk kaum muda yang ragu akan identitas mereka untuk melakukan uji DNA.
Sementara itu, nasib anaknya masih tetap misteri. Ternyata Silvia Quintela melahirkan seorang putra pada Juli 1977 di penjara di pusat penyiksaan Campo de Mayo. Menurut tahanan yang masih hidup, bayi itu diambil keesokan harinya dan Silvia tak lama kemudian menghilang. Pasangan itu berencana akan menamai anak mereka Francisco.
Seorang perwira intelijen, Victor Alejandro Gallo, membawa bayi itu pulang dan memberikan kepada istrinya, Ines Susana Colombo. Mereka menamainya Alejandro Ramiro Gallo dan tidak pernah menceritakan bahwa dia diadopsi.
Anak muda itu merasa berbeda dengan saudara-saudaranya, dan ketika keraguannya meningkat, dia menanyakannya kepada ibu angkatnya.
Tanggal 3 Februari, anak muda itu dan ibu angkatnya, Ines Susana, mendatangi Abuelas de Plaza de Mayo dan menceritakan kisah mereka. Uji DNA dilakukan esok harinya, dan hasilnya tiba pekan lalu. Francisco menjadi cucu ke-100 yang ditemukan para nenek itu.
Setelah puluhan tahun, akhirnya Madariaga, menemukan putra kandungnya, Francisco ! ”Saya tidak pernah berhenti berpikir saya akan menemukan dia,” kata ayah berusia 59 tahun itu, sambil memegang lengan putranya, dalam konferensi pers hari Selasa (23/2/2010) di Buenos Aires.
Untuk pertama kalinya saya tahu siapa diri saya,” kata sang anak (32 tahun), yang baru mengetahui bahwa identitasnya sebagai Francisco Madariaga Quintela.
Kelompok HAM Abuelas de Plaza de Mayo (Kaum Nenek Plaza de Mayo) percaya ada lebih dari 400 anak yang dicuri saat lahir dari perempuan-perempuan yang diculik dan dibunuh sebagai bagian dari ”perang kotor” pemerintah diktator militer 1976-1983 terhadap pembangkang politik, yang menewaskan hingga 30.000 orang. (Sumber: Kompas.com).
========================================================================
==============BERIKAN APRESIASI ANDA DENGAN MENGKLIK "SUKA"==============
========================================================================
========================================================================
Komentar :
Posting Komentar